ACEH SELATAN , Bersuarakita.com – Pelanggan PDAM Tirta Naga di Lhokbengkuang Timur mengeluh keras. Air bersih yang mereka harapkan justru hanya hidup sebentar, lalu mati lagi tanpa pemberitahuan. Kondisi ini menambah panjang daftar persoalan pelayanan PDAM yang belum kunjung tuntas.
Pasalnya, salah seorang warga Lhokbengkuang Timur, Febrian mengatakan, ia adalah salah satu pelanggan PDAM yang tidak pernah menunggak dalam pembayaran rekening air, hanya saja hidup air PDAM tersebut tidak selancar pembayaran rekening Air yang dilakukannya .
Baca Juga :
SAPA Ingatkan Mualem, Jangan Asal Bicara Soal CSR, Itu Hak Rakyat Aceh
Masih kata Febrian, dalam lima bulan belakang air PDAM total mati, bahkan jikapun hidup sebentar itupun kecil keluar dari keran air, sehingga setiap malamnya warga banyak yang menampung air bersih di Mesjid. Ia juga pernah mendatangi kantor PDAM Tirta Naga, bahkan pihak PDAM menyarankan untuk membeli mesin Sanyo supaya merangsang air PDAM naik ketika dihidupkan.
”Saya sudah ke Kantor PDAM untuk memberitahukan pihaknya, tapi Mereka menyuruh saya membeli mesin Sanyo (Pompa Air),” ucapnya dengan nada sedikit kesal
Tambahnya, bahkan sekarang ini walaupun air mengalir kerumah warga bersih, namun hidupnya berdurasi, seperti hidup di dipagi hari sebentar, lalu mati lagi sampai jam 14.00 Wib, dan begitu juga seterusnya, hidup disore hari dan mati pada malam hari,
Baca Juga :
BREAKING NEWS! Rp7,3 Miliar Digelontorkan, Ribuan Perangkat Desa di Pidie Jaya Akhirnya Bisa Bernapas Lega
Terkait peristiwa yang dialami warga ini, Direktur PDAM Tirta Naga, Abdillah SE, membenarkan bahwa di daerah Lhokbengkuang dibuat durasi hidupnya karena debit air di bak penampungan yang terletak di Mata Ie tidak mencukupi.
” Dulu pompa air di daerah Lhokbengkuang hanya ada satu sehingga air tidak lancar mengalir kerumah warga, tetapi sekarang PDAM sudah membeli satu pompa lagi sehingga sekarang sudah ada dua didaerah tersebut,” pungkas Abdilah
Lanjutnya, meskipun sudah dua mesin pompanya dan air sudah lancar keluar, namun tetap diberikan durasi hidupnya air, dikarenakan mengingat debit air tidak mencukupi dipenampungan, dan kalau kita paksakan airnya habis dan yang tersedot pasir dan lumpur, sehingga mesin menjadi rusak.
Baca Juga :
Polres Aceh Selatan Ungkap Kasus Curanmor di SPBU Geulumbuk di Kluet Selatan, Berhasil Diamankan di Wilayah Hukum Polres Pidie Jaya
Sorotan publik ini menjadi catatan penting bagi manajemen baru di bawah kepemimpinan Abdillah, SE. Harapan masyarakat cukup jelas adanya perbaikan serius, baik dari segi teknis distribusi, kualitas air, maupun keterbukaan informasi jika terjadi gangguan.
Jika dibiarkan, krisis kepercayaan publik terhadap PDAM Tirta Naga Tapaktuan dikhawatirkan akan semakin melebar. Lembaga legislatif maupun eksekutif daerah pun dituntut tidak tutup mata terhadap kondisi pelayanan air bersih yang menjadi kebutuhan vital masyarakat.