Menyuarakan Dengan Waras Malah Tewas Dilindas: Nuzulul Azmi, Inikah yang Disebut Mengamankan?

Yogyakarta, Bersuarakita.com – Nuzulul Azmi, Mahasiswa Magister UNY Yogyakarta, mengecam keras atas insiden yang terjadi saat demo di depan Gedung DPR, di mana sebuah mobil Rantis Brimob melindas seorang pengemudi ojek online (ojol). Kejadian ini menambah kekhawatiran publik terkait keamanan dan ketertiban saat aksi unjuk rasa.
“Peristiwa ini sangat disayangkan dan ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Ketika demonstrasi yang seharusnya menjadi ajang penyampaian aspirasi dengan damai, malah menelan korban jiwa terutama para pekerja seperti pengemudi ojol yang tengah mencari nafkah,” ujar Nuzulul Azmi dalam keterangan pers, Jumat, 29 Agustus 2025.
Azmi menegaskan bahwa aparat keamanan harus menjalankan tugas profesional dengan mengutamakan keselamatan manusia dan meminimalisir risiko korban sipil saat mengamankan aksi massa. “Apakah ini sudah sesuai dengan prosedur pengamana? Bukankah seharusnya pengamanan demo harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan harus sesuai dengan prosedur karena mereka bukan boneka yang tak bernyawa ,” tambahnya.
Azmi menekankan bahwa keselamatan warga negara di ruang publik harus menjadi prioritas utama, apalagi pada saat aksi massa. Ia mengecam aparat keamanan yang menjalankan tugasnya tapi tidak sesuai dengan prosedur apalagi sampai jatuhnya korban jiwa. Menurutnya, itu sebuah kegagalan dalam menjalankan tugas hingga tidak mempertimbangkan keselamatan.
“Tidak berlaku alasan keamanan dibalik aksi pembunuhan dengan sengaja, aparat yang bertugas seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan aksi, bukan menjadi sumber ketakutan dan ancaman bagi masa aksi,” ujar Nuzulul.
Lebih lanjut, Nuzulul Azmi menyerukan agar insiden ini segera diusut tuntas dan ditindak dengan seadil-adilnya, dikarenakan sudah menimbulkan ketidaknyamanan dan jatuhnya korban jiwa.
“Siapapun yang ada dibalik kejadian tersebut saya harap untuk ditindak secara serius tanpa mempertimbangkan kedudukan dan kepentingan individu. Keadilan memang sudah lama sirna di negara ini, tetapi saya berharap kali ini keadilan itu nyata adanya,” tambah Azmi.
“Kita bergerak tidak meminta bensin dari mereka, tidak meminta apapun yang mereka miliki, kita bergerak karena kita cinta Republik ini, dan kini negara yang kita cintai sedang tidak baik-baik saja, atas kesadaran diri kami datang dan kami hanya berharap untuk kebijakan menjijikan tersebut untuk dibatalkan, karena itu melukai hati seluruh rakyat yang cinta negeri ini. bukan Kami menyuarakan isi hati, tidak berniat mencari mati.” tutupnya.