Miris! Belanja Modal Pemkab Aceh Selatan Seret! Per September 2025 Hanya Jalan 3 Persen

ACEH SELATAN, Bersuarakita.com – Berdasarkan data Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD), realisasi belanja modal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan, data diterima per September 2025 tercatat masih sangat rendah, yakni 5.2 Miliar dari total anggaran 158.17 Miliar atau 3,29 persen.
Baca Juga :
Bupati Aceh Selatan Lantik PPPK Formasi 2024, Tegaskan Integritas dan Profesionalisme ASN
Angka ini menunjukkan serapan anggaran belanja modal Pemkab masih jauh dari target, padahal tahun anggaran 2025 sudah memasuki triwulan ketiga. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait keterlambatan pembangunan infrastruktur serta program strategis daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK).
Baca Juga :
Hak Santri Terabaikan, Belatung di Menu MUQ Aceh Selatan Disorot Sebagai Kejahatan Kemanusiaan
Rendahnya serapan belanja modal menunjukkan lemahnya perencanaan dan eksekusi pembangunan. Padahal, belanja modal merupakan pos anggaran vital yang menyangkut infrastruktur, fasilitas publik, serta program prioritas daerah. Jika serapan hanya 3 persen, praktis pembangunan di lapangan belum berjalan signifikan.
Sumber Bersuarakita.com, menilai rendahnya serapan belanja modal bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari lambannya proses lelang proyek, keterlambatan perencanaan teknis, hingga kendala administrasi. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada tertundanya realisasi pembangunan yang dinanti masyarakat.
“Belanja modal menyangkut pembangunan infrastruktur publik. Jika serapannya rendah, maka otomatis berimbas pada pelayanan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar seorang sumber yang tak bersedia namanya dipublikasikan, Senin (15/09/2025) di Tapaktuan.
Baca Juga :
Wujud Sinergi TNI dan Masyarakat, Babinsa Bersama Pemuda Gelar Patroli Jaga Kondusifitas
Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat segera mengoptimalkan sisa waktu hingga akhir tahun agar anggaran belanja modal tidak menjadi SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran).
Fenomena ini dikhawatirkan berujung pada terjadinya kemacetan di akhir tahun. Proyek yang seharusnya dikerjakan dengan perencanaan matang bisa dipaksakan selesai dalam waktu singkat, sehingga berpotensi menurunkan kualitas pekerjaan. Lebih buruk lagi, anggaran yang tidak terserap berisiko menjadi silpa.
Masyarakat Aceh Selatan menilai, pemerintah daerah perlu transparan menjelaskan hambatan yang membuat belanja modal tersendat, mengingat tahun anggaran hanya tersisa tiga bulan. Tanpa langkah cepat dan pembenahan serius, capaian pembangunan di 2025 dikhawatirkan hanya akan tinggal janji di atas kertas.
Baca Juga :
Lintas Polres Beraksi! Lima Pelaku Pencurian Ternak di Aceh Selatan Ditangkap
Saat dikonfirmasi terkait rendahnya serapan belanja modal tersebut, Kepala Bappeda Aceh Selatan, Dr. Masrizal, SE.,M.Si, hanya memberi jawaban singkat melalui pesan WhatsApp.
“Waalaikumsalam. Saya sedang boarding. Ditanya dulu ke Kaban BPKD ya, terima kasih,” tulisnya.
Namun, upaya Bersuarakita.com untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari Kepala BPKD Aceh Selatan, Syamsul Bahri, SH, tidak membuahkan hasil. Beberapa kali dihubungi melalui sambungan telepon, yang bersangkutan tidak mengangkat panggilan hingga berita ini diturunkan.